MUARA TEBO– Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam
Pengurus Cabang Pegerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Kabupaten
Tebo, Kamis (4/10) kemarin melakukan aksi di Kantor Bupati Tebo. Dalam
aksinya mahasiswa membakar foto Sukandar-Hamdi. Aksi demonstrasi
tersebut dilakukan sebagai wujud kekecewaan mahasiswa terhadap
kepemimpinan Sukandar-Hamdi, sebagai Bupati dan Wakil Bupati Tebo.
Dalam orasinya, ada lima tuntutan yang dilontarkan oleh mahasiswa,
diantaranya Bupati dan Wakil Bupati Tebo (Sukandar-Hamdi), agar akur dan
harmonis dalam menjalankan roda pemerintahan di Kabupaten Tebo.
”Kami perlu pemimpin yang arif dan bijaksana, bukan pemimpin yang sibuk
dengan perang kepentingan atau egois tidak terkendali yang dapat memecah
belah masyarakat, untuk itu kami minta Suka-Hamdi harus akur dalam
menjalankan roda pemerintahan untuk lima tahun mendatang,” teriak Korlap
Aksi PC PMII, Ade Saputra, saat orasi didepan kantor Bupati Tebo,
kemrin.
Selanjutnya, sesuai misi dan visi Suka-Hamdi, Pemerintah Kabupaten
(Pemkab) Tebo, harus menganggarkan honor guru ngaji yang ada di desa,
dengan cara dipisahkan dari Anggaran Dana Desa (ADD). Selanjutnya
mahasiswa juga minta diumumkan yang sebenar-benarnya kepada masyarakat
tentang issu ketimpangan anggaran pembangunan antara Rimbo
Bujang-Batanghari.
Selanjutnya mahasiswa juga minta agar Suka –Hamdi memperhatikan
perguruan tinggi di Kabupaten Tebo secara terus menerus serta berikan
kesempatan dan peluang kepada mahasiswa untuk mengusulkan dan
menyumbangkan pemikiran kepada Bupati-Wabup Tebo, dalam menyusun rencana
APBD untuk membangun Tebo, setiap satu tahun sekali secara terbuka.
Setelah beberapa jam melakukan orasi untuk menyampaikan tuntutan mereka,
dan tidak mendapat tanggapan dari pihak yang berkopeten dalam hal ini
Bupati, Wabup mapun Sekda Tebo, karena mereka (Bupati, Wabup mapun Sekda
Tebo_red) sedang tidak berada ditempat, membuat puluhan mahasiswa emosi
dan melakukan pembakaran foto Sukandar-Hamdi. Tidak puas dengan aksi
pembakaran foto tersebut, mahasiswa berusaha menerobos masuk ke kantor
Bupati untuk melakukan sidak.
Untung aksi mahasiswa yang memaksa masuk ke kantor bupati mampu
dihalangi oleh petugas Satpol PP dan Polres Tebo, yang ditugaskan untuk
melakukan pengamanan atas aksi tersebut.
Akhirnya, aksi mahasiswa yang dimulai dari jam 08.00 Wib baru bisa direda setelah Asisten I Sekda Tebo, M. Hatta, datang sekitar jam 13.00 Wib, dan langsung melakukan dialog dengan mahasiswa.
Dalam dialog tersebut, M. Hatta sepakat dan berjanji akan memfasilitasi PC PMII Tebo, untuk audiensi dengan Bupati dan Wabup Tebo, untuk membahas tuntutan mereka. Dan pada tanggal 15 atau 16 Oktober 2012 mendatang, akan melakukan deklarasi harmonis Bupati dan Wabup yang saat ini diisukan tidak akur.
Kesepakatan tersebut ditandatangani langsung oleh Asisten I, M Hatta, Kabag Kesra M Isa, Kabag Umum Eko Nuryanto, Deswardi, dan mahasiswa. Mahasiswa baru membubarkan diri sekitar pukul 14.30 Wib, setelah penandatanganan kesepakatan tersebut.
“Kita akan menunggu audiensi dengan Bupati dan Wabup Tebo, sesuai waktu
yang sudah disepakati. Jika ingkar, kita akan melakukan aksi kembali,
dengan cara medirikan posko-posko untuk menggalang sumbanggan. Dan
hasilnya nanti akan kita serahkan ke DPRD Tebo, yang nantinya digunakan
untuk membayar honor guru ngaji,” pungkasnya.(net/be/bp/ij)