ARTI LAMBANG
Pencipta
Lambang: H. Said Budairi
Bentuk
- Perisai
berati Ketahanan dan keampuhan mahasiswa Islam terhadap berbagai tantangan dan
pengaruh dari luar.
- Bintang
adalah melambang ketinggian dan semangat cita-cita yang selalu memancar.
- 5 (Lima), bintang
sebelah atas menggambarkan Rasulullah SAW dengan
empat sahabat terkemuka (Khulafaur Rasyidin).
- 4 (Empat), bintang
sebelah bawah menggambarkan empat mazhab yang
berhaluan Ahlusunnah Wal-jama’ah.
- 9 (Sembilan), bintang
sebagai jumlah bintang dalam lambang dapat berati ganda, yakni :
Rasulullah
dan empat orang sahabat serta empat orang imam mazhab itu laksana bintang yang
selalu bersinar cemerlang, mempunyai kedudukan tinggi dan penerang umat
manusia.
Sembilan orang pemuka penyebar Agama Islam di Indonesia yang disebut WALI SONGO.
Sembilan orang pemuka penyebar Agama Islam di Indonesia yang disebut WALI SONGO.
Warna
- Biru,
sebagaimana lukisan PMII, berati kedalaman ilmu pengetahuan yang harus dimiliki
dan digali oleh warga pergerakan. Biru juga menggambarkan lautan Indonesia yang
mengelilingi kepulauan Indonesia dan merupakan kesatuan Wawasan Nusantara.
- Biru Muda,
sebagaimana warna dasar perisai sebelah bawah, berati ketinggian ilmu
pengetahuan, budi pekerti dan taqwa.
- Kuning,
sebagaimana warna dasar perisai-perisai sebelah bawah, berati identitas
kemahasiswaan yang menjadi sifat dasar pergerakan lambang kebesaran dan
semangat yang selalu menyala serta penuh harapan menyongsong masa depan.
---
DEKLARASI
Pada
tanggal 14-16 April 1960 diadakan musyawarah mahasiswa NU yang bertempat di
Sekolah Mu’amalat NU Wonokromo, Surabaya. Peserta musyawarah adalah perwakilan
mahasiswa NU dari Jakarta, Bandung, Semarang, Surakarta, Yogyakarta, Malang,
Surabaya, dan Makassar, serta perwakilan senat Perguruan Tinggi yang bernaung
dibawah NU. Pada saat tu diperdebatkan nama organisasi yang akan didirikan.
Dari Yogyakarta mengusulkan nama Himpunan atau Perhimpunan Mahasiswa Sunny.
Dari Bandung dan Surakarta mengusulkan nama PMII. Selanjutnya nama PMII yang
menjadi kesepakatan. Namun kemudian kembali dipersoalkan kepanjangan dari ‘P’
apakah perhimpunan atau persatuan. Akhirnya disepakati huruf "P"
merupakan singkatan dari Pergerakan sehingga PMII menjadi “Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia”. Musyawarah juga menghasilkan susunan Anggaran Dasar/Anggaran
Rumah Tangga organisasi serta memilih dan menetapkan sahabat Mahbub Djunaidi
sebagai ketua umum, M. Khalid Mawardi sebagai wakil ketua, dan M. Said Budairy
sebagai sekretaris umum. Ketiga orang tersebut diberi amanat dan wewenang untuk
menyusun kelengkapan kepengurusan PB PMII. Adapun PMII dideklarasikan secara
resmi pada tanggal 17 April 1960 masehi atau bertepatan dengan tanggal 17
Syawwal 1379 Hijriyah.SEMUA itu berkat IPNU
INDEPENDENSI PMII
Pada
awal berdirinya PMII sepenuhnya berada di bawah naungan NU. PMII terikat dengan
segala garis kebijaksanaan organisasi induknya, NU. PMII merupakan perpanjangan
tangan NU, baik secara struktural maupun fungsional. Selanjuttnya sejak
dasawarsa 70-an, ketika rezim neo-fasis Orde Baru mulai mengkerdilkan fungsi
partai politik, sekaligus juga penyederhanaan partai politik secara kuantitas,
dan issue back to campus serta organisasi- organisasi profesi kepemudaan mulai
diperkenalkan melalui kebijakan NKK/BKK, maka PMII menuntut adanya pemikiran
realistis. 14 Juli 1971 melalui Mubes di Murnajati, PMII mencanangkan
independensi, terlepas dari organisasi manapun (terkenal dengan Deklarasi
Murnajati). Kemudian pada kongres tahun 1973 di Ciloto, Jawa Barat,
diwujudkanlah Manifest Independensi PMII.
Namun,
betapapun PMII mandiri, ideologi PMII tidak lepas dari faham Ahlussunnah wal
Jamaah yang merupakan ciri khas NU. Ini berarti secara kultural- ideologis,
PMII dengan NU tidak bisa dilepaskan. Ahlussunnah wal Jamaah merupakan benang
merah antara PMII dengan NU. Dengan Aswaja PMII membedakan diri dengan organisasi
lain.
Keterpisahan
PMII dari NU pada perkembangan terakhir ini lebih tampak hanya secara
organisatoris formal saja. Sebab kenyataannya, keterpautan moral, kesamaan
background, pada hakekat keduanya susah untuk direnggangkan.
MAKNA FILOSOFIS PMII
Dari
namanya PMII disusun dari empat kata yaitu “Pergerakan”, “Mahasiswa”, “Islam”,
dan “Indonesia”. Makna “Pergerakan” yang dikandung dalam PMII adalah dinamika
dari hamba (makhluk) yang senantiasa bergerak menuju tujuan idealnya memberikan
kontribusi positif pada alam sekitarnya. “Pergerakan” dalam hubungannya dengan
organisasi mahasiswa menuntut upaya sadar untuk membina dan mengembangkan
potensi ketuhanan dan kemanusiaan agar gerak dinamika menuju tujuannya selalu
berada di dalam kualitas kekhalifahannya.
Pengertian
“Mahasiswa” adalah golongan generasi muda yang menuntut ilmu di perguruan
tinggi yang mempunyai identitas diri. Identitas diri mahasiswa terbangun oleh
citra diri sebagai insan religius, insan dimnamis, insan sosial, dan insan
mandiri. Dari identitas mahasiswa tersebut terpantul tanggung jawab keagamaan,
intelektual, sosial kemasyarakatan, dan tanggung jawab individual baik sebagai
hamba Tuhan maupun sebagai warga bangsa dan negara.
“Islam”
yang terkandung dalam PMII adalah Islam sebagai agama yang dipahami dengan haluan/paradigma ahlussunah wal jama’ah
yaitu konsep pendekatan terhadap ajaran agama Islam secara proporsional antara
iman, islam, dan ikhsan yang di dalam pola pikir, pola sikap, dan pola
perilakunya tercermin sikap-sikap selektif, akomodatif, dan integratif. Islam terbuka,
progresif, dan transformatif demikian platform PMII, yaitu Islam yang terbuka,
menerima dan menghargai segala bentuk perbedaan. Keberbedaan adalah sebuah
rahmat, karena dengan perbedaan itulah kita dapat saling berdialog antara satu
dengan yang lainnya demi mewujudkan tatanan yang demokratis dan beradab
(civilized).